Jumat, 11 November 2016

Saat Melayat TOLONG Hindari 5 Larangan RASULULLAH yang Sering Diabaikan Banyak Orang, ASTAGFIRULLAH....TOLONG SHARE....

Sudah jadi kewajiban untuk umat muslim untuk mengurusi saudarany yang wafat dunia, dari mulai memandikan mensholatkan sampai mengantarkan ke pemakaman.



Tata langkah di atas diperkuat jadi hukum syariat fardhu kifayah, akan tidak gugur kewajibannya bila sebelumnya ada yang mengerjakanny.

Tetapi tidak sebatas mengurusi jenazahnya saja, nyatanya terdapat banyak adab yang di ajarkan Rasulullah SAW waktu datang ke rumah yang berduka.

Abu Hurairah ra berkata kalau Rasulullah SAWA bersabda,

”Siapa yang mengantarkan jenazah seseorang muslim dengan iman serta ihtisab sampai menyalatkannya serta usai penguburannya, sebenarnya dia bakal kembali dengan membawa 2 qirath. Semasing qirath seperti gunung Uhud. Siapa yang menyalatinya saja lalu pulang sebelumnya dikuburkan, sebenarnya dia pulang membawa 1 qirath”.

Seperti yang ditulis bersamadakwah. net Sebagian salah satunya nyatanya ada beberapa hal remeh, yang terkadang diabaikan beberapa pelayat.

1. Bercanda

Satu diantara adab yang dilarang tetapi banyak dikerjakan waktu melayat yaitu melemparkan cadanaan.

Walau sebenarnya Rasul mengajarkan, kematian semestinya jadi waktu bagia manusia untuk merenung, bertafakur serta belajar mengingat kematian.

2. BerSUARA Lantang

Diluar itu, beberapa pelayat juga dilarang banyak bicara terlebih mengeraskan nada yang melebihi nada dzikir.

Rasullah pernah menyampaikan kalau Allah akan tidak mengampuni beberapa orang yang bertemura lantang dalam situasi itu.

Nah, supaya kekeliruan fatal seperti itu tak berlangsung pada anda.

3. Janganlah mengeraskan suara

Tidak ada larangan bicara, cuma saja yang butuh serta utama saja. Diluar itu janganlah dibiarkan percakapan lebih keras dari pada zikir.

Diriwayatkan dari Abdullah bin Umar ra. kalau waktu beliau jalan menemani jenazah, beliau mendengar seorang bertemura keras, “Mintakan ampunan untuk mayit ini, mudah-mudahan Allah SWT mengampunimu. ” Jadi Ibnu Umar ra. berkata, ”Allah tak mengampunimu, munkar apabila mengeraskan nada serta bertentang dari apa yang semestinya dikerjakan dalam situasi ini, semestinya bertadabbur serta tafakkur serta mengambil pelajaran dari kematian”.

4. Janganlah pusingkan kendaraan menuju pemakaman

Dapat naik kendaraan apa pun. Bila seorang telah lanjut usia (lansia atau tidak miliki tenaga penuh untuk jalan kaki, atau bila jarak pemakaman jauh, diijinkan untuk berkendaraan. Bila beberapa ada yang jalan kaki serta beberapa berkendaraan, baiknya kendaraan posisinya di belakang barisan. Sesaat yang pilih jalan kaki dapat di depan, di belakang serta dapat di samping kiri atau kanan jenazah.

Dari Tsauban ra. Berkata, Rasulullah SAW dibawakan tunggangan waktu mengantarkan jenazah. Walau demikian beliau menampik untuk menaikinya. Hingga beliau di tanya penyebabnya serta menjawab, “Sesungguhnya beberapa malaikat jalan kaki serta saya tidak ingin naik tunggangan sesaat mereka jalan kaki. ” Waktu beberapa malaikat itu sudah pergi, jadi beliau juga naik kendaraan.
Kalau Rasulullah SAW keluar menemani jenazah Abi Dahdah ra. dengan jalan kaki, lantas pulangnya dengan berkendaraan.

5. Janganlah tergesa-gesa, namun bersegera

Tergesa-gesa tidak sama dengan bersegera. Bila jenazah di ketahui orang yang sholeh, jadi waktu diusung mayatnya, ia bakal ‘minta’ disegerakan. Dari sinilah ada rutinitas untuk mengusung jenazah dengan selekasnya. Satu hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari serta Muslim dijelaskan :

Dari Abi Said Al-Khudhri ra kalau Rasulullah SAW bersabda, ”Bila jenazah diangkat serta beberapa orang mengusungnya diatas pundak, jadi apabila jenazah itu baik, dia berkata, “Percepatlah perjalananku. ” Demikian sebaliknya, apabila jenazah itu tak baik, dia bakal berkata, ”Celaka!, ingin dibawa ke mana saya? ” Semuanya makhluk mendengar suaranya terkecuali manusia. Apabila manusia mendengarnya, tentu pingsan. ” (HR. Bukhari serta Muslim)

Disamping itu, bila mengusung jenazah dengan tergesa-gesa sampai mengundang marabahaya untuk yang lain, pasti mesti dijauhi.
Wallahua’ lam. Mudah-mudahan kita banyak mengambil pelajaran dari pengantaran jenazah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar